
Yuk Jelajah – Bagi warga Jakarta, mengisi hari libur akhir pekan, berkunjung ke wisata Setu Babakan bisa jadi alternatif. Tidak hanya menikmati danau seluas 32 hektar, pengunjung bisa berwisata sembari mengenal aneka budaya Betawi. Mulai dari bermacam-macam kuliner khas Betawi hingga beragam keseniannya.
Beragam kuliner khas Betawi banyak dijual di sekitaran Setu Babakan, yang berlokasi di Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan ini, mulai dari kerak telor, toge goreng, nasi uduk, rujak bebek, nasi ulam dan lain sebagainya. Ada yang menarik di antara kuliner khas Betawi di wisata ini, yakni minuman khas Betawi bernama bir pletok.
Eit, nanti dulu. Minuman ini bukan minuman yang memabukan. Tidak mengandung alkohol dan seratus persen menggunakan beragam rempah-rempah yang menyehatkan. Ada jahe, kayu manis, secang, cengkeh, sereh, daun pandan, daun jeruk, kapulaga, biji pala dan gula merah, lada hitam dan cabai jawa. Minuman khas Betawi dari bergam ini memiliki rasa yang segar dan bermanfaat bagi kesehatan tubuh.
Bir pletok minuman khas Betawi awalnya hanya bisa ditemui pada acara-acara Betawi atau di kampung-kampung Betawi, kini sudah gampang didapat. Dan sudah banyak yang menjualnya.
Baca juga : Wedang Uwuh dari Imogiri, Jogjakarta

Mau tau? Ternyata, bir pletok awalnya diracik karena dahulu banyak orang Betawi yang melihat kebiasaan orang Belanda di Indonesia. Orang-orang Belanda saat itu selalu meminum wine di dalam sebuah perayaan.
Sebab itu, orang Betawi juga mau mencoba meminum minuman serupa saat ada perayaan khusus. Tapi karena minuman beralkohol masuk kategori minuman yang dilarang agama, orang Betawi membuat ‘wine’ dari olahan rempah-rempah, yang menjadi racikan bir pletok sekarang.

Dan, kata ‘pletok’ sendiri diambil dari bunyi ‘pletok’ ketika orang Belanda membuka tutup botol wine. Jadi, kata bir dan pletok lantas digabung menjadi bir pletok.
Mau coba sensasi minuman khas Betawi? Coba kunjungi wisata Setu Babakan.
(Yuk Jelajah/Jamal Mahfudz)